Langsung ke konten utama

heald of a mentally damaged

saat itu saya eka rahma f.m... di tahun 2024 1 tahun yang lalu aku merasakan sakit yang tidak semua teman teman ku bisa merasakan itu, rasanya bingung campur aduk jadi 1. aku pikir pikiran ku itu bisa hilang setelah aku melakukan hal yang membuatku lupa akan pikiran itu. aku juga berfikir itu juga salah ku juga mengapaa semua harus dipikirkan. aku hanya membebankan semua kepada diri ku sendiri. disaat itu aku diam dan hanya bisa melamun. teman teman ku tidak menanyakan kepadaku "kenapa kamu" kata itu tidak terdengar di telinga ku. mereka juga malah diam kepadaku. aku berfikir mereka marah kepadaku. sebenernyaa masih banyak hal lain yang tidak penting masuk ke dalam pikiranku karena disitu aku memang lagi down dan frustasi. aku menganggap diriku sudah tidak diperlukan lagi disini, aku merasa diriku kurang akan semuanya. akhirnya pikiranku mledak dan pecah. disitu kepala ku sakit aku tidak bisa tidur selama semalaman 3 hari tatapan ku kosong. saat itulah mereka baru menanyakan apa yg sebenarnya terjadi kepadaku. aku hanya diam dan aku gabisa ngomong apa apa. aku belum bisa terbuka daan legowo untuk mengungkapkan semua uneg uneg yg ada dalam hati dan pikiranku. di bulan maret aku dibawa ke psiakiater oleh orang tuaku. saat di dalam ruangan itu aku masih terdiam murung dan tidak bisa mengungkapkan apa yang sebenernya terjadi. dokter itu terus menanyakan kepadaku apa yg sebenarnya  terjadi. aku pun tetap terdiam. ke 2 kalinya aku control dan balik lagi kerumahsakit itu dan bertemu ddengan dokter itu lagi. saat ke 2 kalinya aku baru bisa menceritakan semua yg aku fikirkan dan aku alami. dokter itu menjawab " ga semua harus dipikirin pikiran yang menurut kamu ga penting gausah terlalu di pikirkan terlalu dalam". aku pun menangis sejadi jadinya di ruangan itu. lalu aku memeluk ayah dan ibuku. setelah keluar dari ruangan itu aku di beri 5 macam obat oleh dokter yg ada disitu, aku meminnum obat penenang dan 1 obaat lagi lupa namanya pokonya itu dosis nya tinggi banget yang harusnya se umuran aku belum bisa minum obat itu. setelah aku minum badan rasanyaa bergetar panik. setelah itu aku berhenti minum obat itu. akhirnya aku bisa legowo dan terbuka kepada orang tua ku. aku berhasil sembuh tanpa obat tapi dari diriku sendiri yang kembali semangat dan mulai bisa mengabaikan  dengan omongan orang yg men judge.

PELAJARAN DARI CERITAKU: " jangan terlalu memikirkan hal yg kebanyakan negatif, harus selalu memikirkan yg postitif. ketika ada omongan orang yg membuat sakit hati belajar untuk mengabaikan dan jangan di tanggepi dengan serius. harus selalu optimis, memelihara kesadaran akan kehadiran allah dalam segala aspek kehidupan dapat memberikan rasa aman dan mengurangi kecemasan.

Komentar